Pages

Sunday, January 26, 2014

10 Penyakit Manusia.

1. MENYALAHKAN ORANG LAIN

Itu penyakit P dan K, yaitu Primitif dan Kekanak-kanakan. Menyalahkan
orang lain adalah pola pikir orang primitif. Di pedalaman Afrika,
kalau ada orang yang sakit, yang
Dipikirkan adalah : Siapa nih yang nyantet ? Selalu "siapa" Bukan
"apa" penyebabnya. Bidang kedokteran modern selalu mencari tahu "apa"
sebabnya, bukan "siapa". Jadi kalau kita berpikir menyalahkan orang
lain, itu sama dengan sikap primitif. Pakai koteka aja
deh, nggak usah pakai dasi dan jas.

Kekanak-kanakan. Kenapa ?
Anak-anak selalu nggak pernah mau disalahkan. Kalau ada piring yang jatuh,"
Adik tuh yang salah", atau " mbak tuh yang salah". Anda pakai
celana monyet aja kalau bersikap begitu. Kalau kita manusia yang berakal
dan dewasa selalu akan mencari sebab terjadinya sesuatu.

2. MENYALAHKAN DIRI SENDIRI

Menyalahkan diri sendiri bahwa dirinya merasa tidak mampu. Anda pernah
mengalaminya ? Kalau anda bilang tidak pernah, berarti anda bohong.
"Ah, dia sih bisa, dia ahli, dia punya jabatan, dia berbakat dsb, Lha
saya ini apa ?, wah saya nggak bisa deh. Dia S3, lha saya SMP, wah
nggak bisa deh. Dia punya waktu banyak, saya sibuk, pasti nggak bisa
deh". Penyakit ini seperti kanker, tambah besar, besar di dalam mental
diri sehingga bisa mencapai "improper guilty feeling".

Jadi walau yang salah partner, anak buah, atau bahkan atasan, berani
bilang "Saya kok yang memang salah, tidak mampu dsb". Penyakit ini
pelan-pelan bisa membunuh kita. Merasa inferior, kita tidak punya
kemampuan. Kita sering membandingkan keberhasilan orang lain dengan
kekurangan kita, sehingga keberhasilan orang lain dianggap
Wajar karena mereka punya sesuatu lebih yang kita tidak punya.

3. TIDAK PUNYA GOAL / CITA-CITA

Kita sering terpaku dengan kesibukan kerja, tetapi arahnya tidak
jelas. Sebaiknya kita selalu mempunyai target kerja dengan milestone.
Buat target jangka panjang dan jangka pendek secara tertulis.

Ilustrasinya kayak gini : Ada anjing jago lari yang sombong. Apa sih
yang nggak bisa saya kejar, kuda aja kalah sama saya. Kemudian ada
kelinci lompat-lompat, kiclik, kiclik,
kiclik.
Temannya bilang: "Nah tuh ada kelinci, kejar aja". Dia
kejar itu kelinci, wesss...., kelinci lari lebih kencang, anjingnya ngotot
ngejar dan kelinci lari sipat-kuping (sampai nggak dengar / peduli
apa-apa), dan akhirnya nggak terkejar, kelinci masuk pagar.
Anjing kembali lagi ke temannya dan diketawain.
"Ah lu, katanya jago lari, sama kelinci aja nggak bisa kejar. Katanya
lu paling kencang".
"Lha dia goalnya untuk tetap hidup sih, survive, lha gua goalnya untuk
fun aja sih".
Kalau "GOAL" kita hanya untuk "FUN", isi waktu aja, ya hasilnya cuma
terengah-engah saja.

4. MEMPUNYAI "GOAL", TAPI NGAWUR MENCAPAINYA

Biasanya dialami oleh orang yang tidak "teachable". Goalnya salah,
fokus kita juga salah, jalannya juga salah, arahnya juga salah.

Ilustrasinya kayak gini : ada pemuda yang terobsesi dengan emas,
karena pengaruh tradisi yang mendewakan emas. Pemuda ini pergi ke
pertokoan dan mengisi karungnya dengan emas dan seenaknya ngeloyor
pergi. Tentu saja ditangkap polisi dan ditanya. Jawabnya :
Pokoknya saya mau emas, saya nggak mau lihat kiri-kanan.

5. MENGAMBIL JALAN PINTAS, SHORT CUT

Keberhasilan tidak pernah dilalui dengan jalan pintas. Jalan pintas
tidak membawa orang ke kesuksesan yang sebenarnya, real success,
karena tidak mengikuti proses. Kalau kita menghindari proses, ya nggak
matang, kalaupun matang ya dikarbit. Jadi, tidak ada
tuh jalan pintas. Pemain bulutangkis Indonesia bangun jam 5 pagi, lari
keliling Senayan, melakukan smesh 1000 kali. Itu bukan jalan pintas.
Nggak ada orang yang leha-leha tiap hari pakai sarung, terus tiba-
tiba jadi juara bulu tangkis. Nggak ada ! Kalau anda disuruh taruh
uang 1 juta, dalam 3 minggu jadi 3 juta, masuk akal nggak tuh ?
Nggak mungkin !. Karena hal itu melawan kodrat.

6. MENGAMBIL JALAN TERLALU PANJANG, TERLALU SANTAI

Analoginya begini : Pesawat terbang untuk bisa take-off, harus
mempunyai kecepatan minimum. Pesawat Boeing 737, untuk dapat take-
off, memerlukan kecepatan minimum 300 km/jam. Kalau kecepatan dia cuma
50 km/jam, ya cuma ngabis-ngabisin avtur aja,
muter-muter aja. Lha kalau jalannya, runwaynya lurus anda cuma pakai
kecepatan 50
km/jam, ya nggak bisa take-off, malah nyungsep iya. Iya kan ?

7. MENGABAIKAN HAL-HAL YANG KECIL

Dia maunya yang besar-besar, yang heboh, tapi yang kecil-kecil nggak
dikerjain. Dia lupa bahwa struktur bangunan yang besar, pasti ada
komponen yang kecilnya. Maunya yang hebat aja. Mengabaikan hal kecil
aja nggak boleh, apalagi mengabaikan orang kecil.

8. TERLALU CEPAT MENYERAH

Jangan berhenti kerja pada masa percobaan 3 bulan. Bukan mengawali
dengan yang salah yang bikin orang gagal, tetapi berhenti pada tempat
yang salah. Mengawali dengan salah bisa diperbaiki, tetapi berhenti di
tempat yang salah repot sekali.

9. BAYANG BAYANG MASA LALU

Wah puitis sekali, saya suka sekali dengan yang ini. Karena apa ?
Kita selalu penuh memori kan ? Apa yang kita lakukan, masuk memori
kita, minimal sebagai pertimbangan kita untuk langkah kita berikutnya.
Apalagi kalau kita pernah gagal, nggak berani untuk mencoba lagi. Ini
bisa balik lagi ke penyakit nomer-3.
Kegagalan sebagai akibat bayang-bayang masa lalu yang tidak
Terselesaikan dengan semestinya. Itu bayang-bayang negatif. Memori kita
kadang- kadang sangat membatasi kita untuk maju ke depan. Kita kadang-kadang
lupa bahwa hidup itu maju terus. "Waktu" itu maju kan ?.
Ada nggak yang punya jam yang jalannya terbalik ?? Nggak ada kan ?
Semuanya maju, hidup itu maju. Lari aja ke depan, kalaupun harus jatuh, pasti
ke depan kok. Orang yang berhasil, pasti pernah gagal. Itu memori
negatif yang menghalangi kesuksesan.

10. MENGHIPNOTIS DIRI DENGAN KESUKSESAN SEMU

Biasa disebut Pseudo Success Syndrome. Kita dihipnotis dengan itu.
Kita kalau pernah berhasil dengan sukses kecil, terus berhenti, nggak
kemana-mana lagi.Sudah puas dengan sukses kecil tersebut.
Napoleon pernah menyatakan: "Saat yang paling berbahaya datang bersama
dengan kemenangan yang besar".
Itu saat yang paling berbahaya, karena orang lengah, mabuk kemenangan. Jangan
terjebak dengan goal-goal hasil yang kecil, karena kita akan menembak sasaran
yang besar, goal yang jauh. Jangan berpuas diri, ntar jadi sombong,
terus takabur.

No comments:

Post a Comment